“Call Me Kuchu” adalah sebuah film dokumenter yang dirilis pada tahun 2012, disutradarai oleh Katherine Fairfax Wright dan Malika Zouhali-Worrall. Film ini memberikan gambaran mendalam tentang perjuangan komunitas LGBTQ di Uganda, khususnya melalui kehidupan dan aktivisme David Kato, seorang pejuang hak-hak gay yang terkemuka di negara tersebut.
Latar Belakang
Uganda adalah salah satu negara di dunia dengan sikap paling keras terhadap homoseksualitas. Pada tahun 2009, sebuah undang-undang yang dikenal sebagai “Kill the Gays Bill” diusulkan di parlemen Uganda. Undang-undang ini mencakup hukuman mati untuk “kasus-kasus berat” homoseksualitas dan memperketat kriminalisasi terhadap individu LGBTQ. RUU ini memicu kecaman internasional, tetapi juga memperkuat homofobia di Uganda.
Fokus Utama: David Kato
David Kato adalah tokoh sentral dalam CallMeKuchu Sebagai salah satu aktivis LGBTQ paling terkenal di Uganda dan salah satu pendiri Sexual Minorities Uganda (SMUG), Kato bekerja tanpa lelah untuk menentang undang-undang anti-homoseksualitas dan membela hak-hak komunitas LGBTQ. Film ini mengikuti aktivitas sehari-hari Kato, memperlihatkan kegigihannya dalam menghadapi diskriminasi dan ancaman kekerasan.
Perjuangan dan Tantangan
Dokumenter ini memperlihatkan upaya Kato dan rekan-rekannya untuk membatalkan RUU yang diskriminatif dan memberikan dukungan kepada individu LGBTQ yang menghadapi penindasan. Mereka menjalankan kampanye publik, berdebat dengan para pembuat kebijakan, dan memberikan bantuan hukum serta emosional kepada komunitas mereka.
Film ini juga menampilkan wawancara dengan berbagai pihak, termasuk pendukung RUU anti-homoseksualitas, memberikan perspektif yang komprehensif tentang situasi yang dihadapi oleh komunitas LGBTQ di Uganda.
Tragedi yang Mengubah Segalanya
Pada Januari 2011, selama proses pembuatan film ini, David Kato dibunuh di rumahnya. Kematian Kato adalah pukulan keras bagi komunitas LGBTQ di Uganda dan menjadi momen kunci dalam film ini. Pembunuhannya menarik perhatian internasional dan menyoroti risiko ekstrem yang dihadapi oleh para aktivis LGBTQ di Uganda.
Dampak dan Warisan
Meskipun kehilangan pemimpin karismatik mereka, para aktivis di Uganda terus berjuang. “Call Me Kuchu” mengakhiri dengan menunjukkan bahwa perjuangan Kato telah menginspirasi banyak orang untuk terus melawan diskriminasi dan penindasan, tidak hanya di Uganda tetapi juga di seluruh dunia.
Penghargaan dan Penerimaan
“Call Me Kuchu” mendapat banyak penghargaan dan pujian dari kritikus dan komunitas hak asasi manusia. Dokumenter ini memenangkan Teddy Award untuk Dokumenter Terbaik di Berlinale 2012 dan Penghargaan Human Rights Watch Film Festival. Film ini dihargai karena penggambarannya yang mendalam dan manusiawi tentang perjuangan hak-hak LGBTQ di Uganda.
Kesimpulan
“Call Me Kuchu” adalah film dokumenter yang menggugah dan mendalam, menyoroti keberanian dan ketahanan komunitas LGBTQ di Uganda melalui kisah David Kato. Film ini tidak hanya memperlihatkan tantangan yang dihadapi oleh komunitas ini tetapi juga menginspirasi penonton dengan semangat juang dan solidaritas mereka. “Call Me Kuchu” adalah pengingat yang kuat akan pentingnya advokasi hak asasi manusia dan perjuangan melawan diskriminasi di seluruh dunia.